Laman

Selasa, 09 Desember 2014

EGOIS

Posisiku memang tak sebagus dia,
Yang selalu kau dukung penuh rasa percaya.
Posisiku memang tak sekuat dia,
Yang selalu kau jaga agar tak terluka.
Aku membawa kisahku sendiri,
Tidak seperti dia,
Yang membangun cerita bersamamu,
Yang kau rengkuh dalam hari-harimu.
Aku bagaikan sebuah jeda,
Yang dengan bodohnya tetap bertahan.
Enggan beranjak dan meninggalkan.
Menjadi pesakitan yang selalu siap saat kau terluka.
Aku berdiri di atas kakiku sendiri,
Tidak seperti dia,
Yang senantiasa kau topang,
Bahkan untuk melalui langkah-langkah kecil.
Aku sadar dan sepenuhnya mengerti,
Dari awal posisiku memang tak berarti,
Aku berada di luar lintasan hatimu.
Yah. . . Mungkin aku hanya sedikit iri.
Namun, aku terlanjur tenggelam
Terlanjur menikmati rasa sakit ini,
Terlanjur mencintai kisah ini,
Terlanjur terjerat oleh ceritamu.
Tak peduli kau mengerti,
Tak peduli dia tersakiti,
Aku tetap bertahan diposisiku
Menunggu kau berpaling,
Dan kembali padaku.
Kalasan, 26 November 2014
-Novella Cathlin-

Kamis, 04 Desember 2014

HUE

Senja tak lagi butuh cerita,
Karena pijar tanpa sengaja memberi warna.
Lembayung di antara jingga,
Dan melebur menjadi sebuah kisah penuh rasa.
Tapi, itu hanya sesaat.
Ketika malam memutuskan menelan pijar,
Hanya kenangan yang tersisa,
Dan meleburkan logika.
Lantas, senja kembali berdiri,
Sendiri, dalam mimpi yang bahkan
tak mampu memberi arti.
Menjalani, melewati, dan terlupakan.
Terimakasih memory
Yang bahkan masih sanggup menyakiti,
Meski semuanya berjalan tanpa kau sadari
Tapi, kaulah pusat utama dalam cerita tanpa kisah ini.
Kalasan, 04 Desember 2014
-Novella Cathlin-
Nb. HUE adalah percampuran dua warna atau lebih yang menghasilkan warna baru.

Senin, 01 Desember 2014

Jeda

Riuh suara tak lagi ku dengar,
Lantas, aku berdiri di sisi waktu,
Dan berharap menemukanmu.
Kau, dengan ceritamu.
Riuh suara hanya sebatas kata,
Tanpa ada jeda untuk sekedar bersapa
Semua berjalan masing-masing,
Sepintas, kita tak mungkin berjumpa.
Riuh suara kini sunyi,
Menyisakanku dengan masa lalu,
Di mana hanya aku yang mampu menikmati,
Hujaman kesendirian yang terlalu biasa.
Di sana, dipenghujung waktu,
Aku sempat melihatmu sejenak.
Tanpa kata, tanpa jeda.
Dan kau hanya sekedar berlalu.
Lalu, waktu kembali padaku.
Menghantarkanmu hanya untuk menyadariku,
Sebuah eksistensi yang sempat kau ingkari,
Dan kini, terlanjur menjadi candu.
Menjebakmu dalam pusaran waktu.
Bersamaku.
Kalasan, 01 Desember 2014
-Novella Cathlin
-