Laman

Kamis, 28 Juli 2011

Romantisme Keegoisan Mimpi

Mungkin memang sudah tak berarti lagi.
Segala yang pernah buat lupa diri,
kini menjelma menjadi duri dalam hati.

Bukan sakit lagi yang ku rasa,
hanya pilu akan kebodohan yang terlanjur kutiti.
Keputusan yang begitu menyiratkan penyesalan.

Ini soal hati dan harga diri.
Tak akan ada pengampunan untuk sebuah pilihan.

MENGHADAPI DIRI SENDIRI UNTUK MENGHASILKAN TULISAN

Oleh Novella Cathlin (09201241010)

Menulis sebenarnya merupakan hal yang mudah. Tidak diperlukan sebuah bakat khusus untuk menjadi seorang penulis. Dari kecil kita sudah mulai diajarkan untuk menulis, bahkan hampir setiap kegiatan yang ada selalu melibatkan tulisan. Kegiatan menulis yang sering kita lakukan, contohnya yaitu mencatat pelajaran yang ada di sekolah. Namun pada kenyataannya, hal ini jarang dikembangkan oleh para pelajar di Indonesia sehingga banyak pelajar yang menjadi gagap menulis. Hanya dibutuhkan sebuah kemauan untuk bisa menulis dengan baik dan juga disertai latihan secara intensif.
Pada dasarnya menulis sendiri merupakan proses kreatif yang tidak akan pernah lepas dari daya imajinasi, kreasi, maupun kemampuan dalam berkomunikasi melalui bahasa tulis. Hambatan terbesar yang sering muncul dalam proses menulis ini adalah diri kita sendiri. Oleh karena itu, alangkah bijaknya jika kita mampu menghadapi diri sendiri sehingga hambatan yang sering muncul ketika kita menulis dapat kita atasi pula.
Hambatan Menulis

RUMAH KACA

RUMAH KACA
Biodata Buku:
Judul : Rumah Kaca
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantara, Jakarta, 2006.
Cetakan : 1, September 2006
Tebal : 646 halaman.

Sinopsis:
Tokoh utama dalam novel ini bukan lagi Minke melainkan Jacques Pangemanann. Pada awal cerita ini dimulai dengan penjelasan mengenai penyerangan yang menimpa Minke yang terdapat di dalam novel ketiga Jejak Langkah. Dalam penyerangan itu, Prinses van Kasiruta yang merupakan isteri dari Minke melakukan penembakan terhadap gerombolan Robert Suurhof. Jacques Pangemanann yang saat itu merupakan seorang inspektur polisi pribumi ikut mempunyai andil dalam terjadinya penyerangan itu. Jacques Pangemanann merancang sebuah kecelakaan terhadap Minke, pimpinan redaksi Medan. Karena menurutnya apabila Minke telah tiada maka orgaisasinya pun akan buyar, karena organisasi menurut Eropa belum ada di Hindia. Menurut Jacques Pangemanann Minke harus segera disingkirkan. Selain itu, Robert Suurhof pun harus dimusnahkan demi nama baik Pangemanann sendiri. Namun, disisi lain nurani Pangemanann terusik sehingga dibuatnya surat kaleng kepada Prinses yang menyatakan bahwa Minke dalam bahaya. Maka terjadilah peristiwa penembakan itu.

JEJAK LANGKAH

JEJAK LANGKAH
Biodata Buku:
Judul Buku : Jejak Langkah
Jenis Buku : Roman Novel
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantera
Cetakan : 7, Januari 2009
Tebal Buku : 724 Halaman

Sinopsis:
Cerita ini terjadi ketika Minke sang tokoh utama dalam Novel ini memutuskan untuk meninggalkan Wonokromo demi melanjutkan sekolahnya di Jakarta. Minke memilih melanjutkan untuk mengambil sekolah di STOVIA, sebuah sekolah untuk dokter pribumi. Awalnya Minke mengalami penindasan dari rekan barunya. Namun, setelah beberapa saat keadaan pun menjadi lebih baik. Terutama setelah Minke berani melawan yang telah menindasnya. Suatu hari Ter Haar seorang jurnalis De Locomotief mengajak Minke menghadiri pertemuan di kamar bola dengan Ir Van Kollewijn anggota tweede kamer dari golongan liberal, pelopor politik etik yang pro pribumi. Dalam pertemuan ini membahas mengenai kekejaman yang telah dilakukan kepada kaum pribumi. Kesempatan ini juga digunakan Minke untuk mengatakan mengenai kasus yang menimpa Trunodongso.

ANAK SEMUA BANGSA

ANAK SEMUA BANGSA
Biodata Buku:
Judul Buku : Anak Semua Bangsa
Jenis Buku : Roman Novel
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantera
Cetakan : 12, Januari 2010
Tebal Buku: 539 Halaman

Sinopsis:
Cerita diawali dengan Jan Dapperste alias Panji Darman mengirimkan surat yang isinya mengabarkan tentang keadaan Annelies. Annelies sudah mulai sakit sejak berada di dalam kapal. Panji Darman pun ikut pula merawat Annelies. Ketika tiba di Nederland pun Annelies tidak mendapatkan perawatan yang baik. Bahkan yang menjadi walinya selama di sana pun cenderung mengabaikannya. Karena kondisi fisiknya terus melebah juga keadaan mentalnya yang terus tertekan akibat dipisahkan paksa dari keluarganya akhirnya berita duka itu datang juga. Annelies meninggal dunia.
Hal ini membuat Nyai Ontosaroh terutama Minke mengalami keterpurukan. Hingga tiba saat Marten Nijman, redaktur

BUMI MANUSIA

BUMI MANUSIA

Biodata Buku:
Judul Buku : Bumi Manusia
Jenis Buku : Roman Novel
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantera
Cetakan : 16, Oktober 2010
Tebal Buku : 535 Halaman

Sinopsis:
Minke merupakan tokoh dalam novel ini. Minke tidak pernah mau mengungkapkan siapa nama aslinya. Minke merupakan salah satu murid di HBS. HBS merupakan sekolah yang hanya dapat dimasuki oleh golongan tertentu saja. Minke mempunyai teman bernama Robert Suurhof. Melalui Robert Suurhof inilah Minke bisa sampai tiba di Wonokromo. Di Wonokromo Minke bertemu dengan Robert Mellema seorang peranakan Indo-Eropa yang mempunyai adik bernama Annelies. Robert Mellema dan Annelies Mellema merupakan indo anak dari Herman Mellema dan Nyai Ontosoroh (seorang pribumi). Ketika ditanya siapa namanya Minke menjawab namanya Minke, tanpa nama belakang. Bahkan, Minke tak takut jika dianggap sebagai anak yang tak diakui oleh ayahnya