Laman

Senin, 20 Mei 2013

Sajak Kecil Tentang Cinta, ini WOW!!!


Entah kenapa akhir-akhir ini sedang tergila-gila dengan sajak karya Sapardi Joko Damono yang judulnya Sajak Kecil Tentang Cinta. Mungkin memang tampak sederhana, tapi setelah baca bikin kliyengan dan jejeritan sendiri di dalam kamar (kalo di luar rumah nanti dikirain orang stres yang butuh pertolongan medis). Simpel tapi isinya mengena banget, langsung meleleh deh jadinya :D. Pokoknya keren banget, dari kata-kata yang tanpa makna disusun dengan apik dan hasilnya WOW!!!
Nah, ini dia penampakan puisinya

SAJAK KECIL TENTANG CINTA
mencintai angin harus menjadi siut
mencintai air harus menjadi ricik
mencintai gunung harus menjadi terjal
mencintai api harus menjadi jilat
mencintai cakrawala harus menebas jarak
mencintai(mu) harus menjadi aku

Sabtu, 18 Mei 2013

Satu dan Tiga


Di batas senja itu,
Tak juga kutemukan kepastian.
Aku berhasil melewati yang satu.
Tapi kini, aku dihadang dengan tiga sekaligus.
Jika saat itu untuk satu aku butuh waktu yang begitu lama
Entah dengan yang ini,
Berapa banyak kesadaran yang harus ku yakinkan.
Untuk terus melangkah ke depan,
Menghindari kembali sang satu, dan melewati ketiganya,

Kamis, 16 Mei 2013

Kupilih Waktu


Petang ini aku berusaha melihat,
Tapi yang mampu kulihat hanyalah petang pula.
Kulebarkan mata untuk sekedar melihat setitik cahaya.
Ingin ku intip sedikit masa depan.
Namun tetap saja tak kunjung kutemukan.
Akhirnya, kuberanikan diri beranjak.
Kuraba dinding kamarku.
Mencari pegangan terkuat yang mampu kutemukan.
Dan akhirnya kutetapkan,
Waktulah yang mampu meluruhkan segalanya.


Kalasan, 9 Desember 2012
Novella Cathlin

Jumat, 19 April 2013

Realita Dunia Tua


Izinkan aku menembusi bumi,
kala caci maki kian meraja.
Biarkan aku meruntuhkan langit,
Saat fakta selalu disumbat kuasa.

Realita dunia tua
Semakin picik dan licik tanpa nurani
Hanya sebatas kata untukku,
Tanpa kau!

Sabtu, 02 Februari 2013

Untuk yang Terhormat

Hukum telah kau pancung
Keadilan pun kau kebiri
Kau anggap kau Tuhan atas dunia
Tapi kau lupa akan kami.
Lalu,
Kau berkoar-koar atas nama keadilan
Cih, Peduli setan!
Rayuanmu sudah tak mempan
Mendengar pun enggan.
Mungkin logikamu telah mati,
Dan naluri pun telah membusuk di dasar hati.
Kau kira masih bisa berjalan di atas kuasa
Ketika kami yang kau anggap tiada
Mampu mengadakan diri dihadapmu.

Kutoarjo, 14 Oktober 2012
Novella Cathlin

Jumat, 01 Februari 2013

Persinggahan Malam

Stasiun Kutoarjo
Dipemberhentian
Hanya ada langit malam
dan gerbong-gerbong kereta usang.
Yang terkadang meninggalkan persinggahan
Tiada kepastian yang ada
Semua yang ada pasti akan tiada
Tiada kepastian yang pasti
Yang ada hanyalah perubahan,
Dalam hidup dan penghidupan.
Inilah perjalanan.
Seperti pula gerbong-gerbong kereta usang
Yang bergerak meninggalkan persinggahan
Lalu hilang, dan terlupakan
Begitu pula langit malam yang berganti pagi.
Sedang, aku masih tetap begini.

Stasiun Kutoarjo, 14 Oktober 2012
oleh. Novella Cathlin